ArtikelBudayaDunia Islam

Kultum 14: Menahan Diri

Tidak ada komentar

1. Adalah satu ungkapan yang amat bijak untuk para shoimin dan shoimat (ahli puasa), bahkan untuk semuanya, yakni dapat menahan diri dalam kegiatan apa pun. Menahan diri artinya tidak melakukan pekerjaan apa pun yang dilarang oleh Allah Swt. Inilah hakikat utama ibadah puasa, bukan hanya puasa level paling bawah, apalagi level menengah, dan level tertinggi (lihat Kultum Level Puasa). Sesuai dengan tujuan puasa yang sesungguhnya, yaitu untuk mencapai kualitas takwa.

2. Sejak niat kuat mulai puasa dengan bersahur di sepertiga malam, sampai dengan prosesnya yang penuh dengan tantangan dan godaan ketika sedang berpuasa, dan sampai akhirnya berbuka puasa, sebagai wujud kemenangan dalam menjalankan ibadah puasa, semuanya harus dijiwai dengan satu ungkapan tersebut, yakni dapat MENAHAN DIRI. Ketika kita sudah sampai saat berbuka puasa untuk merayakan kemenangan. Kemenangan sebagai hasil dari proses panjang yang telah kita ikuti, dapat kita bagi menjadi awal, kemenangan antara, dan kemenangan yang hakiki. Kemampuan menahan diri ini harus dilakukan, sejak awal, antara, sampai dengan kemenangan akhir. Untuk puasa, ini menjadi bukti keberhasilan ibadah puasa ini. Ini pulalah yang, menjadi ciri siapa pun yang ingin menjadi orang yang bijaksana.

3. Dalam kultum kali ini, bukan satu kebetulan sebenarnya jika ada titik kesamaan yang perlu dibandingkan antara pelaksanaan ibadah puasa dengan pelaksanaan pilpres pada tahun 2014 ini. Keduanya memiliki satu kesamaan, yakni perlunya MENAHAN DIRI. Tanpa niat kuat dan semangat untuk dapat MENAHAN DIRI, baik dalam pelaksanaan IBADAH PUASA RAMADHAN maupun pelaksanaan PILPRES 2014, kedua kegiatan itu, baik ibadah puasa maupun pilpres 2014, tidak akan TIDAK ADA GUNANYA.

4. Oleh karena itu, melalui Kultum ini, kita semua mengajak kepada semuanya, seluruh umat, dan seluruh warga negara tercinta Indonesia untuk membangun kebersamaan, untuk MENAHAN DIRI, yakni menahan diri dalam melaksanakan IBADAH PUASA, dan menahan diri dalam melaksanakan PILPRES 2014.

5. Jika nanti kita telah sampai ke ujung pelaksanaan ibadah puasa, marilah kita merayakan kemenangan dalam ibadah puasa secara sewajarnya. Demikian juga nanti apabila kita telah sampai ke ujung pelaksanaan pilppres 2014, marilah kita merayakan kemenangan dalam memilih presiden secara sewajarnya juga, karena siapa pun presiden terpilih adalah presiden kita, anak bangsa kita. Presiden SBY, dengan jiwa kenegarawannya, telah mengingatkan kepada semua capres dan seluruh rakyat Indonesia untuk dapat MENAHAN DIRI, dan menunggu hasil penghitungan suara pilpres tanggal 22 Juli 2014 dari satu-satunya lembaga KPU yang harus menjadi satu-satunya rujukan.

6. Jika semuanya, semua orang dan semua kegiatan yang dilakukan senantiasa dilandasai dengan cara MENAHAN DIRI, maka insyaallah kita akan sukses, sukses dunia dan akhirat. Saya jadi ingkat kata-kata bijak orang Korea, yakni Cheng Ren Bu Zi Zei, artinya orang sukses tidak santai. Artinya, kita tidak tinggal diam menghadapi semuanya itu, tidak tinggal diam, tidak santai, tetapi sebaliknya ikut berpartisipasi, meski sekecil apa pun. Bukankah yang besar itu berasal dari yang kecil. Bukankan air lautan yang menghuni dua pertiga bumi ini sebenarnya berasal dari titik-titik air dan tetasan-tetesan hujan yang turun dari langit.

7. Ya Allah, ya Robbi, lindungi kami, lingdungi bangsa kami, dan tunjukkan kami ke jalan yang lurus yang Kau ridhoi. Amin.

Depok, 8 Juli 2014.

Related Articles

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.